Agen Terpercaya
 
 
 
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

K U N

Status
Please reply by conversation.

pejuhbirahi

Semprot Lover
Thread Starter
Daftar
16 Mar 2021
Post
200
Like diterima
15.711
Bimabet
BAB 1
Di jual paman sendiri


Kun adalah seorang Mafia berdarah indonesia yang telah terkenal di Amerika, yang kini akan pergi ke Indonesia untuk mengerjakan sebuah pekerjaannya. Ia dengan beberapa anak buahnya sudah naik ke helikopter miliknya sendiri.

10 jam kemudian, Kun telah singgah di perumahan mewah di jakarta. Di tempat lain ada seorang wanita berhijab yang tengah bertengkar dengan beberapa pria yang terlihat lebih tua darinya.

"Kalian mau bawa aku kemana?" tanya wanita itu.

Ketiga pria yang menarik tangan wanita itu membawa si wanita ke sebuah rumah megah dengan beberapa pengawal di setiap penjuru rumah itu.

"Diam jangan banyak bicara!" bentak salah satu pria yang terus memegang tangan si wanita berhijab.

Wanita itu bernama Umi Pipik, wanita berhijab ini adalah adik sepupu dari salah satu pria yang saat ini membawanya ke rumah megah entah milik siapa ini.

"Kalian tunggu dulu di sini, Tuan Kun sebentar lagi datang" kata salah satu orang yang menjaga rumah megah itu meminta keempat orang tersebut duduk terlebih dahulu di sofa, untuk menunggu kedatangan pemilik rumah.

"Paman mau aku berbuat apa sampai paman ajak aku kemari?" tanya umi pipik menatap pamannya yang duduk di samping kiri dirinya.

"Aku akan menjual kamu ke orang yang punya rumah ini, aku dan istriku sedang butuh uang, gara-gara covid sialan itu" jelas perkataan pamannya menatap tajam umi pipik tanpa belas kasihan.

"Apa? Paman mau jual aku? tidak mau pokoknya aku mau pulang" umi pipik mencoba melepaskan tangan pamannya karena ia tak mau di jual.

"Diam atau kau akan ku pukul!!" tegas paman itu sembari mengangkat tangannya yang siap memukul umi pipik jika dia kembali melawan.

Umi pipik terdiam karena takut.

"Kau juga harus ingat, jika kau tidak mau menuruti semua permintaan ku. Aku akan melukai kedua anakmu" pamannya itu mengancam umi pipik agar mau menuruti setiap ucapannya.

Umi pipik lagi-lagi terdiam, ia tak bisa bicara apapun atau melawan lagi. Yang bisa ia lakukan hanya menangis dan menerima nasibnya saja, ia pasrah apapun yang akan terjadi selanjutnya.

Kemarin anak buah Kun, meminta seorang wanita untuk dijadikan teman kencan Kun, pada beberapa broker di jakarta.

Dan sejak tadi beberapa orang wanita telah berdatangan menunggu kedatangan Kun, mereka sukarela tanpa paksaan menyerahkan dirinya pada Kun untuk dinikmati hanya karena mereka butuh uang.

Berbeda dengan umi pipik yang melakukan ini karena terpaksa, setelah menunggu sekian lama, Kun dan beberapa anak buahnya datang memasuki rumahnya yang amat sangat megah itu.

Beberapa wanita yang memang sudah menunggu Kun sangat terpesona melihat Kun, yang memiliki postur tubuh tinggi, kulit putih, rahang tajam dan bola mata berwarna coklat, wajahnya juga terlihat sangat tampan.

Para wanita itu menghampiri kun untuk dipilih, sedangkan umi pipik masih terdiam di sofa. Setampan apapun prianya ia tak mau melakukan itu, saat ini ia hanya ingin pulang.

"Cepat kau pergi ke sana! Dan perlihatkan kalau kau juga ingin di pilih" bentak aryo yang sebagai pamannya itu memaksa umi pipik untuk berjalan ke arah Kun.

Umi pipik terbangun dengan wajah sedih berlinang air mata.

"Tolong jangan pilih aku" pinta umi pipik dalam hatinya.

Umi pipik berjalan menghampiri Kun yang tengah diserbu para wanita penghibur, umi pipik berhenti beberapa meter dari Kun. Dia menatap Kun dengan tatapan benci.

"Memangnya dia siapa? sampai segitunya mau cari wanita" kata umi pipik tersenyum sinis.

Tanpa umi pipik sadari, Kun sedari tadi memperhatikan dirinya, kun berjalan menghampiri umi pipik dan membelah kerumunan wanita yang mendekatinya tadi.

"Aku memilih wanita berhijab itu" ucap Kun dengan suara agak keras membuat para wanita di belakangnya menghembuskan nafas kesal, karena bukan mereka yang Kun pilih.

Umi pipik membulatkan matanya tajam.

"Aku... Kamu tidak salah bicara? aku tidak cantik dan aku juga sebenarnya tidak mau di pilih" kata Umi pipik

Kun yang bergaris darah indo, tentu bisa berbahasa indo dan mengerti apa yang diucapkan umi pipik

"Yap… karena itu aku memilih kamu" balas Kun berjalan meninggalkan Umi pipik menuju lantai atas.

Umi pipik masih tak mengerti dengan apa yang sebenarnya ada di pikiran Kun, sedangkan di sisi lain Aryo senang dengan apa yang Kun pilih.

Kun menghentikan langkahnya di depan tangga.

"Kalian usir semua wanita yang tak aku pilih, lalu bawa wanita itu ke kamar dan berikan uang yang kujanjikan tersebut" ucap Kun tanpa berbalik.

Setelah bicara, kun melanjutkan langkahnya, umi pipik dipersilahkan masuk oleh pelayan rumah tersebut ke sebuah kamar yang ada di lantai satu dan kamar itu tak jauh dari tempat ia berdiri sekarang.

"Kau benar-benar jahanam, kau menjatuhkan harga diriku, aku tidak mau tinggal di sini, tolong bawa aku pulang paman".

Umi pipik berniat kabur dari rumah itu, tapi pelayan rumah Kun langsung menahan umi pipik dan memaksa umi pipik masuk ke dalam kamar.

Jika sampai umi pipik kabur bisa mati mereka semua karena kemarahan Kun nanti. Sedangkan tangan kanan Kun kini tengah mengambil koper yang berisikan uang untuk ia berikan pada Herry sebagai tangan kanan dari Kun.

"Ini uangnya, senang bekerja sama dengan anda" ucap Herry sembari memberikan koper uang kepada Aryo.

"Terimakasih aku juga senang bekerja sama dengan anda, baik kami akan pergi dari sini sekarang, selamat tinggal dan semoga kita bertemu kembali" kata Aryo setelah menerima uang perjanjian lalu ia pun pergi dari tempat itu dengan keadaan senang.

Sedangkan di kamar, umi pipik sedang menangis, ia tengah memikirkan cara untuk kabur dari tempat yang bahkan ia tak tau ini sebenarnya rumah atau neraka.

Karena saat ia masuk ke rumah ini suasananya sudah sangat berbeda, auranya sudah sangat mencekam dan mengerikan.

Di sini terdapat banyak orang namun mereka bekerja dengan wajah tanpa ekspresi dan nampak tidak bahagia, umi pipik berjalan ke kanan dan ke kiri dengan hati yang amat sangat gelisah.

Di kamar lain, Kun baru saja menidurkan tubuhnya di kasur, beberapa pelayan menyiapkan makanan dan minuman di meja samping tempat tidur kun. Semua pelayan wanita yang melayani kun hanya menggunakan kemeja pendek tipis tanpa kancing dan memakai stocking sebatas paha tanpa bh dan cd.

"Kalian keluar saja, aku sedang tak mau diganggu"
"Dan tolong panggilkan wanita yang berhijab tadi, suruh ia ke kamar ku"

Kalau dia tak mau kalian paksa saja" perintah Kun dingin dan dengan wajah yang datar.

Para pelayan yang menyiapkan makanan dan minuman segera keluar untuk memanggil umi pipik yang tengah berada di kamarnya.

Seorang pelayan wanita berjalan untuk memanggil umi pipik di kamarnya. Pelayan itu masuk tanpa mengetuk pintu kamar. Umi pipik yang sedang berjalan kesana-kemari langsung menghentikan langkahnya, dengan tatapan dan wajah yang kaget apalagi seragam kerja dikenakan pelayan wanita itu membuat umi pipik semakin meringis.

"Kau mengagetkan ku" ucap umi pipik menatap pelayan wanita yang masuk tanpa izin ke kamarnya.

"Tuan kun memanggil anda ke kamarnya, kamu mau pergi sendiri atau mau saya paksa?" tanya pelayan itu dengan wajah yang datar pastinya.


*Nantikan update berikutnya*
 
Terakhir diubah:

pejuhbirahi

Semprot Lover
Thread Starter
Daftar
16 Mar 2021
Post
200
Like diterima
15.711
BAB 2
Siapa sih dia


Aku bisa berjalan sendiri ke kamar pria itu" ucap umi pipik lalu berjalan sendiri ke kamar Kun.

"Kamar tuan Kun berada di lantai tiga yang berada di paling ujung kanan" ucap pelayan wanita yang membantu umi pipik menunjukkan kamar Kun.

Umi pipik berjalan dengan hati yang ragu dan takut, tapi wanita itu berusaha keras menutupi apa yang ia rasakan.

Umi pipik menguatkan hatinya lalu menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian mengetuk pintu kamar Kun.

TOK TOK TOK

"Masuk" teriak Kun dari dalam kamar.

Umi pipik membuka perlahan pintu kamar lalu berjalan menuju kasur Kun.

"Ada apa kau memanggil ku?" tanya umi pipik berhenti di hadapan Kun dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

"Bawakan aku minum dan juga makanan" perintah Kun tanpa menatap umi pipik.

Umi pipik melihat meja di samping tempat tidur Kun.

"Bukannya di meja itu sudah tersedia makanan dan minumannya? Kenapa harus saya ambilkan lagi?" tanya umi pipik menunjuk makanan yang berada di samping kasur Kun.

Kun ikut menatap makanan di meja.

"Aku ingin kau yang mengambilnya di dapur, jangan banyak protes atau kau akan ku bunuh"

Kun menatap umi pipik dengan tatapan tajam.

"Ta ta tapiii…" umi pipik tak melanjutkan ucapannya.

Kun bangun dan mencekik leher umi pipik.

"Kau turuti semua permintaan ku, karena kau sudah jadi milikku sekarang" tegas Kun tepat di depan wajah umi pipik.

Umi pipik berusaha keras melepas tangan Kun yang berada di lehernya, dia merasa kesakitan dan tidak bisa bernafas.

"Aku akan melepaskanmu asalkan kamu mau menuruti permintaan ku, bagaimana kamu mau?" tanya Kun tegas.

Umi pipik menganggukkan kepalanya, lalu Kun melepas tangannya yang berada di leher umi pipik.

Dia terjatuh ke lantai karena lemas, berusaha menarik nafas agar oksigen kembali mengalir ke dalam paru-parunya.

Kun berdiri di hadapan umi pipik yang masih terduduk di lantai.

"Cepat pergi ke dapur, buatkan aku makanan juga minuman dan jangan lama-lama" kata Kun tegas.

Umi pipik bergegas berjalan menuju dapur, sesekali dia memegang lehernya yang masih terasa sakit. Bahkan saat ini lehernya sangat merah karena ulah Kun tadi, sesampainya di dapur umi pipik langsung masak untuk Kun.

Setelah selesai masak, umi pipik tidak sengaja menabrak seorang pelayan wanita yang terlihat agak muda, berbeda dengan pelayan lainnya. Membuat gelas minum yang umi pipik bawa pecah.

"Kamu ini bagaimana sih? bisa lihat tidak kalau aku sedang lewat?" tanya pelayan muda itu memarahi umi pipik.

"Saya minta maaf, saya akan bereskan ini setelah mengantarkan makanan ini ke kamar tuan kun" ucap umi pipik minta maaf.

"Tidak bisa, kau bereskan ini sekarang juga" teriak pelayan itu tak mau perintahnya ia bantah.

"Tapi bagaimana kalau makanan ini dingin? Lagian tadi Tan Kun meminta saya buat cepat-cepat" balas umi pipik tak bisa membersihkan pecahan sekarang juga.

Pelayan wanita yang agak tua berjalan menghampiri mereka.

"Biarkan saya saja yang bereskan," pelayan itu berniat membantu umi pipik membereskan pecahan kaca.

"Tidak usah, biarkan orang ini saja yang membersihkannya, nanti kalau di bantu yang ada dia malah jadi merasa Nona di rumah ini, padahal cuman sekedar pela,-"

DOOR

Pelayan wanita muda itu tak melanjutkan ucapannya karena Kun dari lantai tiga menembaknya begitu saja.

Semua pelayan di sini tak terkejut dengan apa yang Kun lakukan, mereka sudah terbiasa dengan kelakuan Kun yang membunuh orang dengan sembarangan.

Umi pipik terlihat sangat terkejut, selama hidupnya ia belum pernah melihat orang mati di tembak tepat di depan wajahnya. Bahkan beberapa tetesan darah mengenai wajahnya, lutut umi pipik terasa sangat lemas tapi dia berusaha terlihat biasa saja, walaupun keringat dingin sudah membasahi sekujur tubuhnya.

"Dengarkan baik-baik, tidak ada di antara kalian semua yang berhak memarahi wanita itu atau bahkan melukainya. Karena dia sudah jadi milikku dan hanya aku yang bisa melakukan itu padanya" kata Kun memberikan peringatan pada orang-orang yang berada di rumah itu agar tidak boleh melakukan apapun pada umi pipik.

"Dan kamu cepat antar makanan itu ke kamarku sekarang juga, kalau tidak kau akan ku tembak, seperti wanita itu"

"Kalian bakar saja mayatnya, dan bersihkan darahnya juga" ucap Kun

Kun berbalik lalu menuju kamarnya kembali, sedangkan umi pipik kini mulai berjalan ke kamar Kun sembari mengambil makanan dan minuman yang telah ia siapkan untuk Kun.

Sesampainya di kamar kun, umi pipik langsung menata makanan nya di meja, sedangkan makanan yang sebelumnya telah ada di meja, umi pipik bawa ke dapur kembali.

Kun sekarang sedang makan, menikmati makanan yang umi pipik buat untuknya, Kun tersenyum tipis.

"Ternyata masakannya bisa dinikmati" ucap Kun.

Tentu saja umi pipik bisa masak, dia pernah menjadi ibu rumah tangga, tahu benar bagaimana melayani saat suaminya masih hidup. Walau dirinya kini menjanda, tetap merawat dan sayang pada kedua anaknya yang semakin tumbuh dewasa.

Umi pipik kembali ke kamarnya dengan badan yang bergetar, dia masih terkejut dengan kejadian tadi di dapur, lalu menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Kakinya terasa lemas.

"Siapa sebenarnya pria yang bernama Kun itu? orang macam apa dia sebenarnya? sepertinya dia bukan manusia, tetapi iblis yang tengah menyamar menjadi manusia" kata umi pipik

"Aku sepertinya sudah salah besar masuk ke rumah ini, aku pokoknya harus kabur dari neraka ini"

Umi pipik ingin kabur, tapi ia tak tau harus kabur lewat mana dan bagaimana.

Seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Nona kau belum makan dari tadi, ini saya siapkan makanan untukmu" ucap seorang pelayan dari luar kamar itu.

Umi pipik segera membuka pintu kamarnya, ternyata dia adalah pelayan wanita yang tadi sempat ingin membantunya membersihkan pecahan gelas di dapur.

"Saya masuk yah" pelayan itu masuk ke kamarnya, lalu menyiapkan makanan yang ia bawa ke meja.

Umi pipik berjalan di belakang pelayan itu lalu duduk di kasur "Nama kamu siapa?" tanya umi pipik yang ingin tau siapa nama orang itu.

Umi pipik merasa pelayan ini berbeda dengan pelayan lainnya, yang bersikap sombong dan sinis padanya.

"Namaku Ijah, saya sudah cukup lama bekerja di rumah tuan kun ini.

Tuan kun tinggal di amerika, jika tuan kun ke indonesia berarti ada pekerjaan yang harus dia lakukan.

"Memangnya pekerjaan apa?" tanya umi pipik penasaran.

"Tuan Kun adalah Mafia" ijah tak memberitahu pekerjaan apa yang kun lakukan di indonesia, hanya mengatakan siapa kun, itu saja.

Umi pipik tidak terlalu kaget dengan ucapan Ijah mengenai Kun yang ternyata adalah Mafia, karena umi pipik dari awal memang menduga kalau Kun adalah Mafia.

"Kamu jangan pernah punya niatan untuk kabur dari rumah ini, karena percuma saja di setiap sudut di rumah ini dipasang kamera pengintai, jadi apapun yang kita lakukan, pria itu pasti tau" jelas Ijah tak mau umi pipik kenapa-napa.

"Benarkah…?" kata umi pipik sambil matanya melirik mencari kamera pengintai di kamarnya, ternyata benar di sudut kamarnya terdapat kamera pengintai.


*Nantikan update berikutnya*
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Top
We are now part of LS Media Ltd